TEMPO.CO, Jakarta - Sahabat Volunteer Semeru alias SAVER mengunggah foto gumpalan es yang ditemukan di puncak Gunung Semeru alias puncak Mahameru melalui akun berbagi gambar Instagram, Rabu, 11 April. Lewat akun @saverindo, gumpalan seperti bunga-bunga es itu tampak di sepanjang jalur pendakian menuju puncak Mahameru.
“Kondisi jalur ke puncak Semeru pagi ini, beberapa titik terlihat terjadi frost karena suhu yang sangat rendah,” tulis SAVER melalui akun Instagram-nya. Seketika, unggahan ini langsung ramai di kalangan pendaki. Sebanyak 1.158 pengikut merespons dengan meninggalkan jejak “like”.
Pemateri briefing pendakian Gunung Semeru, Sukaryo alis Cakyo, mengkonfirmasi kebenaran informasi gambar tersebut. “Foto es itu diambil oleh pemandu berpengalaman, Choirul Falashi, saat sedang menuju puncak Mahameru,” katanya saat dihubungi melalui pesan pendek, Rabu malam.
Kala itu, suhu di puncak Mahameru diprediksi berkisar antara 5 hingga -5 derajat Celcius. SAVER menyarankan pendaki untuk mempersiapkan rencana pendakian dengan matang. Salah satunya menghadapi hawa dingin disepanjang jalur trekking Gunung Semeru. Persiapan kudu lengkap, meliputi ketahanan fisik dan kelengkapan peralatan pendakian standar, semisal pakaian berbahan polar dan jaket windbreaker.
Jalur pendakian Gunung Semeru baru dibuka 4 April lalu pasca-pemulihan ekosistem. Tempo berkesempatan menyusuri jalur pendakian beberapa hari setelahnya, tepatnya 7-8 April bersama rombongan wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Pariwisata.
Saat itu, suhu siang hari di desa terakhir yang menjadi pintu gerbang pendakian, yakni Desa Ranu Pane, mencapai 11 derajat Celcius. Ranu Pane berada di ketinggian 2.100 mdpl. Suhu makin dingin terasa setelah pendaki melewati pos demi pos. Apalagi hujan masih turun sesekali.
Sepanjang jalur pendakian menuju ketinggian 2.400 mdpl, alias menuju Ranu Kumbolo, Tempo sempat merasakan keringat yang membeku menjadi bunga-bunga es. Adapun hujan yang turun terasa seperti guyuran air es yang dinginnya cukup menusuk sampai tulang.
Artikel lain: Agar Komodo Tak Diganggu Lagi, Segera Dirilis Zonasi Wisata